Anak 15 Tahun di India Meninggal Dunia Akibat Dokter Palsu – Kasus malpraktik medis yang mengerikan baru-baru ini terjadi di distrik Saran, Bihar, India. Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun kehilangan nyawanya akibat tindakan seorang dokter palsu yang diduga mengandalkan video YouTube sebagai panduan dalam melakukan operasi. Kasus ini mengangkat isu penting mengenai praktik medis yang tidak sah dan risiko besar yang dihadapi oleh masyarakat ketika mendapatkan perawatan dari sumber yang tidak terpercaya. Simak artikel Lampungnews.id berikut ini.
Daftar isi
Kronologi Kejadian
Menurut laporan dari India Today, insiden ini terjadi pada Jumat malam, 6 September 2024. Anak laki-laki tersebut dibawa ke klinik yang dikelola oleh Ajit Kumar Puri, seorang pria yang mengaku sebagai dokter. Korban mengalami gejala muntah-muntah dan sakit perut yang mendesak keluarga untuk mencari bantuan medis.
Operasi Tanpa Persetujuan
Sementara itu, dokter palsu Puri memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan batu empedu tanpa mendapatkan persetujuan dari keluarga korban. Keluarga korban melaporkan bahwa selama operasi berlangsung, Puri mengandalkan video YouTube sebagai panduan medis. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya tingkat profesionalisme dan keterampilan yang dimiliki oleh Puri dalam menangani prosedur medis yang kompleks.
Kondisi Memburuk dan Tindakan Terakhir
Selama operasi, kondisi kesehatan anak tersebut justru memburuk. Keluarga korban berusaha mengajukan protes atas tindakan Puri, namun mendapat respons yang mengecewakan. Puri dengan arogan menjawab, “Dokter di sini saya atau Anda?” Ini mencerminkan sikap tidak peduli dan kekurangan empati yang dimiliki oleh dokter palsu tersebut.
Melihat kondisi yang semakin kritis, Puri akhirnya memutuskan untuk membawa anak tersebut ke rumah sakit di Patna untuk perawatan lebih lanjut. Namun, perjalanan tersebut berakhir tragis ketika anak itu meninggal dunia sebelum mencapai rumah sakit. Setelah kejadian tersebut, Puri melarikan diri dari tempat kejadian, meninggalkan keluarga dan masyarakat dalam keadaan terkejut dan marah.
Reaksi Keluarga dan Tindakan Hukum

Keluarga korban sangat terpukul dan marah atas kejadian ini. Mereka segera melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwenang dengan tuduhan kelalaian dan malpraktik terhadap Ajit Kumar Puri. Mereka mengklaim bahwa Puri tidak memenuhi syarat dan tidak berpengalaman, yang akhirnya menyebabkan kematian anak mereka. Keluarga juga menekankan bahwa Puri seharusnya tidak pernah diizinkan untuk melakukan prosedur medis apa pun.
Pihak kepolisian setempat segera melakukan tindakan dengan menggelar penggerebekan untuk mencari dan menangkap Puri serta staf kliniknya. Proses penyidikan sedang berlangsung untuk mengumpulkan bukti dan menentukan tanggung jawab dalam kasus ini. Sementara itu, jenazah korban telah dibawa ke rumah sakit untuk otopsi guna menentukan penyebab kematian secara resmi.
Dampak dan Implikasi
Kasus tragis ini membawa dampak signifikan bagi masyarakat setempat dan menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap praktik medis. Kejadian ini menjadi pengingat keras tentang risiko yang dihadapi ketika mendapatkan perawatan dari tenaga medis yang tidak berlisensi. Selain itu, kasus ini juga menyoroti perlunya pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai bagaimana cara memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan dari profesional medis yang terlatih dan bersertifikat.
Pemerintah dan lembaga kesehatan harus mengambil langkah-langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Ini termasuk meningkatkan pengawasan terhadap praktik medis, memastikan bahwa semua tenaga medis memiliki kualifikasi yang sesuai, dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali tanda-tanda praktik medis yang tidak sah.
Kesimpulan
Kasus malpraktik yang menewaskan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun di Bihar ini adalah tragedi yang memilukan dan memprihatinkan. Ini mengingatkan kita semua akan pentingnya verifikasi kualifikasi medis dan perlunya mendapatkan perawatan hanya dari tenaga medis yang terpercaya. Semoga kejadian ini menjadi dorongan bagi pihak berwenang untuk memperketat regulasi dan meningkatkan pengawasan terhadap praktik medis guna mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.